AIRMATA RASULULLAH SAW...
4 posters
AIRMATA RASULULLAH SAW...
AIRMATA RASULULLAH SAW...
Tiba-tiba dari luar
pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. 'Bolehkah saya
masuk?' tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, 'Maafkanlah,
ayahku sedang demam', kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup
pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, 'Siapakah itu wahai anakku?'
'Tak
tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,' tutur
Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan
yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
'Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah
malaikatul maut,' kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan
tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan
kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya
sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan
penghulu dunia ini.
'Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?', tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
'Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
'Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,' kata Jibril.
Tapi
itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh
kecemasan. 'Engkau tidak senang mendengar khabar ini?', tanya Jibril
lagi.
'Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?'
'Jangan
khawatir, wahai Rasul ! Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman
kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya,' kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.
Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat
lehernya menegang. 'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.'
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
'Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?'
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
'Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,' kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
'Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.'
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya
bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan
telinganya. 'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku'
'peliharalah solat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.'
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling
berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
'Ummatii,ummatii,ummatiii?' - 'Umatku, umatku, umatku'
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
NB:
Kirimkan
kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk
mengingat maut dan mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan
Rasulnya mencintai kita
Tiba-tiba dari luar
pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. 'Bolehkah saya
masuk?' tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, 'Maafkanlah,
ayahku sedang demam', kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup
pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, 'Siapakah itu wahai anakku?'
'Tak
tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,' tutur
Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan
yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
'Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah
malaikatul maut,' kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan
tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan
kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya
sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan
penghulu dunia ini.
'Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?', tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
'Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
'Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,' kata Jibril.
Tapi
itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh
kecemasan. 'Engkau tidak senang mendengar khabar ini?', tanya Jibril
lagi.
'Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?'
'Jangan
khawatir, wahai Rasul ! Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman
kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya,' kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.
Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat
lehernya menegang. 'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.'
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
'Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?'
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
'Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,' kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
'Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.'
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya
bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan
telinganya. 'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku'
'peliharalah solat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.'
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling
berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
'Ummatii,ummatii,ummatiii?' - 'Umatku, umatku, umatku'
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
NB:
Kirimkan
kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk
mengingat maut dan mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan
Rasulnya mencintai kita
Re: AIRMATA RASULULLAH SAW...
"peliharalah solat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu"
Sama-sama kita memohon pada Allah agar kita dipilih oleh Allah sebagai hambaNya yang memelihara solat...`amiin
Sama-sama kita memohon pada Allah agar kita dipilih oleh Allah sebagai hambaNya yang memelihara solat...`amiin
Re: AIRMATA RASULULLAH SAW...
amat menyentuh hati....sungguh mulia kita sebagai umat Rasulullah S.A.W...betul en mustahil....peliharalah solat...dan jadi lah org yg baik diantara satu sama lain....moga dihindari kita drp pekara2 yg boleh mendatangkan kejahatan kpd kita....amin
Re: AIRMATA RASULULLAH SAW...
Aris ... terharu sungguh aku ....
Deengalimeng- Posts : 116
Join date : 2009-08-24
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
|
|
2/8/2011, 12:35 pm by mohamad norashraf
» Forum Aspati Training di Aktifkan!
9/1/2011, 9:46 pm by hafiz554
» Status semasa
3/11/2010, 3:13 pm by Azzan
» Selamat Datang ke Forum JobCamp
3/11/2010, 3:11 pm by Azzan
» GIGA-BOTTTTTTTTTT
3/11/2010, 3:11 pm by Azzan
» Topik Baru
23/9/2010, 5:31 pm by mustahil
» Kepada yang baru register-Let's Break The Ice!!!-
23/9/2010, 5:29 pm by mustahil
» Arif - Animasi Pantas.
13/5/2010, 5:06 pm by mustahil
» Azzan - SIPUTEH BUDAK PAWANG
9/2/2010, 5:23 pm by mustahil